seperti cadangan peluru yang sudah memburu ke penjuru
seperti peluh sang pengayuh di kala subuh
seperti jelantah
kau….
habis…
kau…
hanyalah kau…
serpihan kertas yang pernah memukau
pernah memukau
sekarang kau tetap kau
tanpa kilau
seperti cadangan peluru yang sudah memburu ke penjuru
seperti peluh sang pengayuh di kala subuh
seperti jelantah
kau….
habis…
kau…
hanyalah kau…
serpihan kertas yang pernah memukau
pernah memukau
sekarang kau tetap kau
tanpa kilau
Uwooow…
*gustii.. jelantah donk!*
kau tetap kau
tegar dan tangis yang berimbang
tenang..
kilau yang paling terang menunggumu di sana..
di penghujung petang ia sedang berjuang, menjaga kilaunya agar tak redup saat ia datang 🙂
wow buat puisinya ratih.
wow buat puisi balasannya anggun..
iya yah jagoan si anggun, gancang sagala rupa babales pantun teh
makasi yanda 🙂
ahh ratih terlalu memuji (blush) 😛
:p basa basi aja itu gung :p